Tragis! 2 Bocah SD di Kupang Tewas Terseret Arus Banjir Bandang di Kelurahan Fatululi
Kabar duka menyelimuti Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), setelah dua bocah Sekolah Dasar (SD) dilaporkan meninggal dunia akibat terseret arus banjir bandang yang melanda wilayah tersebut. Peristiwa tragis ini terjadi, di kawasan Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, tepatnya di sekitar drainase Kali Dendeng yang meluap.
Kedua korban diketahui bernama Aldi Putra (8 tahun), siswa kelas 2 SD Negeri Fatululi, dan Rina Sari (7 tahun), siswa kelas 1 SD Inpres Liliba. Berdasarkan informasi dari warga sekitar dan keterangan saksi mata, kedua bocah malang tersebut bersama empat orang teman seusianya sedang bermain di pinggir drainase Kali Dendeng, yang biasanya hanya berupa aliran air kecil. Hujan deras yang mengguyur Kota Kupang sejak siang hari menyebabkan debit air di Kali Dendeng meningkat drastis dan dengan cepat berubah menjadi banjir bandang yang menyeret apapun yang ada di jalurnya.
Kronologi Kejadian 2 Bocah SD Tewas Terseret Banjir di Kupang, Kelurahan Fatululi:
- Hujan deras mengguyur Kota Kupang dan sekitarnya, termasuk wilayah Kelurahan Fatululi.
- Debit air di drainase Kali Dendeng yang melintasi Kelurahan Fatululi mulai meningkat signifikan dan arusnya semakin deras.
- Banjir bandang terjadi secara tiba-tiba saat Aldi Putra dan Rina Sari bersama teman-temannya sedang bermain di pinggir drainase Kali Dendeng, tepatnya di dekat jembatan penghubung RT 05 dan RT 06.
- Arus banjir yang kuat dan membawa material seperti sampah dan ranting dengan cepat menyeret Aldi dan Rina. Empat teman korban yang melihat kejadian tersebut berusaha memberikan pertolongan dengan menarik tangan korban, namun derasnya arus membuat pegangan mereka terlepas.
- Teriakan anak-anak yang selamat menarik perhatian warga sekitar. Warga segera berhamburan keluar rumah dan melakukan pencarian di sepanjang aliran Kali Dendeng.
- Tim SAR gabungan dari BPBD Kota Kupang, Basarnas NTT, dan relawan tiba di tempat kejadian beberapa saat kemudian setelah menerima laporan dari warga
Jenazah kedua korban telah diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing untuk dimakamkan. Peristiwa ini menjadi pengingat yang menyakitkan akan bahaya banjir bandang yang dapat terjadi dengan cepat dan tanpa diduga, terutama di wilayah dengan sistem drainase yang rentan meluap saat curah hujan tinggi.