Kabar Flores

Loading

Archives 08/05/2025

Bripka Agus Fay: Pengabdian Tanpa Batas di Tengah Bencana Lewotobi

Flores Timur – Sosok Bripka Agus Fay menjadi sorotan di tengah duka dan tantangan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Sebagai anggota kepolisian, Bripka Agus menunjukkan dedikasi dan pengabdian tanpa batas dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana. Kisahnya menginspirasi dan menumbuhkan harapan di tengah kesulitan.

Sejak awal erupsi, Bripka Agus Fay aktif terjun ke lapangan. Ia tidak hanya menjalankan tugas pokok kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban, tetapi juga bahu-membahu bersama tim SAR, relawan, dan warga lainnya dalam proses evakuasi. Bripka Agus tak kenal lelah membantu mengevakuasi warga lansia, anak-anak, dan mereka yang sakit ke tempat pengungsian yang lebih aman.

Ketulusan dan kepedulian Bripka Agus tidak berhenti pada proses evakuasi. Ia juga turut serta dalam mendistribusikan bantuan logistik kepada para pengungsi. Dengan sigap, ia memastikan setiap bantuan tersalurkan dengan baik dan merata kepada mereka yang membutuhkan. Kehadirannya di tengah para pengungsi memberikan rasa aman dan menunjukkan bahwa negara hadir untuk mereka.

Bripka Agus Fay menjadi simbol ketangguhan dan kepedulian anggota Polri terhadap masyarakat. Di tengah situasi darurat yang penuh risiko, ia tetap menjalankan tugasnya dengan penuh semangat dan dedikasi. Tindakannya mencerminkan nilai-nilai luhur Tribrata dan menjadi contoh bagi anggota kepolisian lainnya.

Kisah pengabdian Bripka Agus Fay di tengah bencana Lewotobi ini viral dan mendapatkan apresiasi luas dari masyarakat. Ia membuktikan bahwa seorang anggota Polri tidak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam membantu masyarakat yang sedang mengalami musibah. Semangat kemanusiaan dan pengabdian tanpa batas yang ditunjukkan Bripka Agus Fay patut diacungi jempol dan menjadi inspirasi bagi kita semua.

Lebih lanjut, Bripka Agus juga aktif berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan bantuan yang datang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan para pengungsi. Ia menjadi penghubung antara masyarakat terdampak dengan pemerintah dan organisasi kemanusiaan. Dedikasinya yang tulus ini semakin mengukuhkan citra Polri sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat

ADAT BENA (BAJAWA): PESONA DESA TRADISIONAL DENGAN ARSITEKTUR UNIK DAN WARISAN MEGALITIK

Bajawa, Nusa Tenggara Timur – Tersembunyi di dataran tinggi Bajawa, Flores, Nusa Tenggara Timur, Desa Adat Bena menawarkan pesona budaya yang otentik dan memukau. Desa ini bukan hanya sekadar permukiman, tetapi juga merupakan representasi hidup dari tradisi leluhur dengan rumah-rumah adat yang memiliki arsitektur unik serta peninggalan megalitik yang menyimpan misteri sejarah. Mengunjungi Desa Adat Bena adalah perjalanan kembali ke masa lalu, menyaksikan keharmonisan antara manusia dan tradisi yang terjaga selama berabad-abad.

Keunikan Desa Adat Bena terletak pada tata letak rumah-rumah adatnya yang khas dan teratur. Rumah-rumah panggung dengan atap alang-alang yang menjulang tinggi tersusun mengelilingi sebuah area terbuka yang menjadi pusat aktivitas desa. Setiap rumah memiliki fungsi dan makna simbolis tersendiri dalam struktur sosial masyarakat Bena. Ornamen-ornamen pada dinding rumah, seperti ukiran leluhur dan simbol-simbol adat, menceritakan kisah dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat setempat.

Selain arsitektur rumah adat yang memukau, Desa Adat Bena juga menyimpan peninggalan megalitik yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan dan peneliti. Batu-batu menhir dan altar batu kuno tersebar di sekitar desa, menjadi saksi bisu akan praktik kepercayaan dan ritual megalitik yang pernah berkembang di wilayah ini. Keberadaan peninggalan ini menambah nilai sejarah dan arkeologis Desa Adat Bena, menjadikannya situs budaya yang sangat berharga.

Masyarakat Adat Bena sangat menjunjung tinggi tradisi dan adat istiadat leluhur mereka. Kehidupan sehari-hari di desa ini masih diwarnai oleh praktik-praktik tradisional, mulai dari bercocok tanam, membuat kerajinan tangan, hingga melaksanakan upacara adat. Interaksi dengan masyarakat Bena memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk belajar tentang kearifan lokal, nilai-nilai kekeluargaan, dan hubungan yang erat antara manusia dengan alam.

Mengunjungi Desa Adat Bena bukan hanya sekadar melihat bangunan-bangunan kuno. Pengalaman berinteraksi dengan masyarakat setempat, menyaksikan kehidupan mereka yang sederhana namun kaya akan nilai budaya, serta menikmati keindahan alam sekitar akan memberikan kesan yang mendalam. Udara yang sejuk dan pemandangan perbukitan yang hijau menambah daya tarik desa ini sebagai destinasi wisata budaya yang otentik.