Kabar Flores

Loading

Archives 09/05/2025

Pengendara Motor Tewas di Flores Timur Akibat Miras

Kecelakaan lalu lintas kembali merenggut nyawa di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Seorang pengendara sepeda motor berusia 31 tahun berinisial FT dilaporkan Tewas akibat kecelakaan tunggal yang diduga kuat disebabkan oleh pengaruh minuman keras (miras).

Insiden Pengendara Motor Tewas tragis ini terjadi di wilayah Lewolere, Kecamatan Larantuka pada Minggu sore, 29 Desember 2024. Korban yang mengendarai sepeda motor Supra X 125 berwarna hitam diduga kehilangan kendali hingga menabrak deker jalan di pinggir jalan umum.

Menurut keterangan dari Kanit Laka Polres Flores Timur, Aipda Alfons Langga, sebelum kejadian, korban diketahui mengendarai sepeda motor dari arah Waibalun menuju Larantuka. Sesampainya di sebuah tikungan halus, FT yang diduga dalam kondisi mabuk miras tidak mampu mengendalikan kendaraannya. Akibatnya, motor tersebut keluar jalur ke kiri dan menabrak deker, menyebabkan korban terjatuh dan membentur batu di tepi jalan.

Warga sekitar yang menyaksikan kejadian tersebut segera memberikan pertolongan dan membawa korban ke RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka. Namun, nyawa petani berusia 31 tahun tersebut tidak dapat diselamatkan akibat luka parah yang dideritanya.

Tragedi ini kembali menjadi pengingat akan bahaya mengonsumsi minuman keras sebelum berkendara. Alkohol dapat secara signifikan mengurangi konsentrasi, memperlambat reaksi, dan mengganggu kemampuan motorik pengendara. Dalam kondisi mabuk, pengendara akan kesulitan mengendalikan kendaraan dan mengambil keputusan yang tepat saat berkendara, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan yang fatal.

Pihak kepolisian terus mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi minuman keras sebelum mengemudikan kendaraan bermotor. Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama, dan menghindari alkohol saat berkendara adalah langkah krusial untuk melindungi diri sendiri dan pengguna jalan lainnya. Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran pahit agar kejadian serupa tidak terulang kembali di Flores Timur maupun wilayah lainnya.

Pihak kepolisian juga akan meningkatkan razia miras menjelang perayaan tahun baru guna menekan angka kecelakaan akibat pengaruh alkohol.

Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk para pembaca semua yang terjadi di Indonesia dan Flores, terimakasih !

Ribuan Rumah Warga Masih Diselimuti Debu Vulkanik Lewotobi

Dampak erupsi Gunung Lewotobi yang terjadi sejak beberapa hari terakhir masih dirasakan oleh ribuan warga di sekitar kaki gunung. Hingga Jumat, 9 Mei 2025, tercatat ribuan rumah warga di beberapa desa di Kecamatan Ile Bura dan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih diselimuti lapisan tebal debu vulkanik. Kondisi ini menyebabkan aktivitas sehari-hari warga terganggu dan menimbulkan kekhawatiran akan kesehatan.

Menurut laporan dari Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Lewotobi yang diketuai oleh Letkol Infanteri Arman Wijaya, ketebalan debu vulkanik di beberapa wilayah mencapai lebih dari lima sentimeter. Hal ini menyebabkan jarak pandang terbatas dan mengganggu mobilitas warga. Selain itu, debu vulkanik yang terhirup juga berpotensi menyebabkan gangguan pernapasan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.

Pihak Satgas terus berupaya melakukan pendataan dan penyaluran bantuan kepada warga terdampak. Sebanyak 1.500 paket bantuan yang berisi masker, makanan pokok, dan air bersih telah didistribusikan kepada warga yang rumahnya tertutup debu vulkanik. Selain itu, tim kesehatan juga diterjunkan untuk memberikan pelayanan medis dan sosialisasi mengenai bahaya debu vulkanik serta langkah-langkah pencegahan penyakit.

“Kami terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan relawan, untuk memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi,” ujar Letkol Arman dalam konferensi pers di Posko Utama Penanggulangan Bencana di Desa Dulipali pada Jumat siang. Beliau juga mengimbau kepada warga untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari petugas serta menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

Sementara itu, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi terpantau masih fluktuatif. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Siaga (Level III) untuk gunung tersebut dan mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 4 kilometer dari pusat erupsi. Pihak PVMBG juga terus melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas gunung dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat dan pemerintah daerah. Diharapkan, kondisi ini segera membaik dan warga dapat kembali beraktivitas normal.