Sebanyak lima desa di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan terdampak erupsi yang terjadi pada Rabu pagi, 14 Mei 2025. Akibatnya, ratusan warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari potensi bahaya yang lebih besar. Pemerintah daerah setempat bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur bergerak cepat melakukan proses evakuasi terhadap warga dievakuasi dari desa-desa yang berada dalam radius bahaya.
Berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki mulai terjadi sekitar pukul 07.15 WITA dengan mengeluarkan kolom abu tebal setinggi kurang lebih 1.500 meter di atas puncak kawah. Selain abu vulkanik, erupsi juga disertai dengan lontaran material pijar dalam radius tertentu. Kondisi ini memaksa pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan preventif dengan mengevakuasi warga dievakuasi yang tinggal di desa-desa yang berdekatan dengan gunung.
Lima desa yang dilaporkan terdampak dan menjadi prioritas evakuasi adalah Desa Lamawolo, Desa Dulipali, Desa Hokeng Jaya, Desa Boru, dan Desa Konga. Proses evakuasi melibatkan tim gabungan dari BPBD Flores Timur, TNI, Polri, relawan, serta aparat desa setempat. Hingga Rabu siang, tercatat sebanyak 750 jiwa warga dievakuasi ke beberapa lokasi pengungsian yang telah disiapkan, seperti gedung sekolah, balai desa, dan rumah-rumah kerabat yang berada di zona aman.
Kepala BPBD Flores Timur, Bapak Simon Petrus, menyatakan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dan berkoordinasi dengan PVMBG untuk mendapatkan informasi terkini. “Prioritas utama kami saat ini adalah keselamatan warga dievakuasi. Kami telah menyiapkan segala kebutuhan logistik dan tempat tinggal sementara bagi para pengungsi. Kami juga mengimbau kepada masyarakat lainnya untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari petugas di lapangan,” ujarnya saat memberikan keterangan pers di Posko Bencana Alam Flores Timur pada Rabu sore. Pemerintah daerah juga telah mendirikan posko kesehatan untuk memantau kondisi kesehatan para pengungsi. Situasi di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki masih dalam status siaga, dan masyarakat diimbau untuk tidak mendekati zona berbahaya hingga ada pemberitahuan lebih lanjut dari pihak berwenang.