Adonara Digulung Air: Musibah Banjir Bandang Rendam Rumah Warga di Flores Timur
Pulau Adonara di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali diterjang musibah banjir bandang yang hebat. Air bah disertai lumpur ini merendam puluhan rumah warga, menyebabkan kerugian materiil dan mengganggu aktivitas masyarakat. Kejadian ini menjadi pengingat pahit tentang kerentanan wilayah ini terhadap bencana alam, dan pentingnya upaya mitigasi untuk menghadapi musibah banjir bandang serupa di masa depan.
Musibah banjir bandang ini melanda Adonara pada Jumat, 14 Maret 2025, malam hari, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam. Debit air yang tinggi dengan cepat meluap dari sungai dan mengalir deras ke permukiman penduduk, membawa serta material lumpur dan puing-puing. Warga yang tidak sempat menyelamatkan harta benda terpaksa menghadapi kenyataan rumah mereka terendam air dan lumpur.
Menurut data awal yang berhasil dihimpun, sebanyak 40 rumah warga di Desa Duwanur, Kecamatan Adonara Barat, menjadi korban langsung musibah banjir bandang ini. Selain itu, sebuah lembaga pendidikan Islam, Pondok Pesantren Al Bara’ah Crowerian, juga tidak luput dari terjangan air dan lumpur. Kondisi ini membuat kegiatan belajar mengajar terpaksa dihentikan sementara dan memerlukan upaya pembersihan yang intensif.
Dampak dari bencana ini cukup parah. Banyak perabotan rumah tangga, peralatan elektronik, hingga arsip penting warga rusak terendam air dan lumpur. Akses jalan di beberapa titik juga terganggu akibat tumpukan lumpur dan material longsoran kecil yang terbawa arus banjir. Pihak berwenang, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, segera bergerak cepat untuk mendata korban dan melakukan upaya penanganan awal.
Kepala BPBD Flores Timur, melalui juru bicaranya pada Sabtu, 15 Maret 2025, menyatakan bahwa tim gabungan dari BPBD, aparat kepolisian, TNI, dan relawan telah dikerahkan ke lokasi untuk membantu evakuasi warga, membersihkan material banjir, serta mendistribusikan bantuan dasar. Koordinasi lintas sektor terus dilakukan untuk memastikan bantuan logistik seperti makanan, air bersih, dan pakaian layak pakai segera sampai ke tangan warga yang terdampak.
Musibah banjir bandang di Adonara ini kembali menekankan urgensi pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan pembangunan infrastruktur yang tahan bencana. Edukasi kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana alam juga harus terus digalakkan. Dengan demikian, diharapkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana serupa di masa mendatang dapat diminimalisir.