Kabar Flores

Loading

Jeritan Pagi Buta: Curhat Siswa Kupang Tentang Masuk Sekolah Jam 05:30

Jeritan Pagi Buta: Curhat Siswa Kupang Tentang Masuk Sekolah Jam 05:30

Kebijakan kontroversial Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mewajibkan siswa SMA/SMK di Kupang untuk memulai kegiatan belajar mengajar pada pukul 05:30 pagi terus menuai gelombang keluhan dari para siswa. Mereka mencurahkan isi hati dan dampak kebijakan ini melalui berbagai platform media sosial, mengungkapkan betapa beratnya penyesuaian yang harus mereka lakukan.

Salah satu keluhan utama yang mendominasi adalah perubahan drastis pada pola tidur. Para siswa terpaksa memajukan jam tidur mereka secara signifikan dan bangun jauh sebelum fajar menyingsing. “Kami harus mengubah jam tidur, biasanya jam 10 malam baru bisa tidur, sekarang harus jam 9 malam sudah tidur,” ujar salah seorang siswa SMA di Kupang seperti dikutip dari detikcom. Perubahan ini menyebabkan kurangnya waktu istirahat yang berkualitas, yang esensial bagi perkembangan fisik dan kognitif mereka.

Dampak langsung dari kurangnya tidur ini adalah rasa kantuk yang tak tertahankan dan kesulitan berkonsentrasi selama proses belajar mengajar di kelas. “Di kelas jadi mengantuk, susah mau fokus belajar,” keluh siswa lainnya. Kondisi ini tentu saja kontraproduktif dengan tujuan pendidikan yang seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Selain masalah biologis, kendala transportasi juga menjadi momok bagi sebagian besar siswa. Bagi mereka yang tinggal jauh dari sekolah dan mengandalkan transportasi umum, kebijakan ini memaksa mereka untuk keluar rumah saat hari masih gelap dan jalanan sepi. Risiko keamanan dan ketersediaan angkutan umum pada jam tersebut menjadi kekhawatiran tersendiri.

Waktu sarapan yang terabaikan juga menjadi isu krusial. Dengan rutinitas pagi yang terburu-buru, banyak siswa yang tidak sempat sarapan di rumah, padahal asupan nutrisi di pagi hari sangat penting untuk menunjang energi dan konsentrasi belajar.

Curhatan para siswa ini viral di berbagai media sosial, memicu empati dan diskusi hangat dari berbagai kalangan. Banyak warganet yang menyuarakan dukungan kepada para siswa dan mempertanyakan urgensi serta efektivitas kebijakan jam masuk sekolah yang terlalu pagi ini.

Pemerintah Provinsi NTT sendiri berdalih bahwa kebijakan ini bertujuan untuk melatih kedisiplinan siswa. Namun, para siswa merasa bahwa kedisiplinan seharusnya tidak mengorbankan kesehatan dan kenyamanan mereka dalam menuntut ilmu.