Gelap Langit Flores Timur gegara Muntahan Abu Vulkanis Lewotobi: Ancaman dan Dampaknya
Masyarakat Flores Timur kembali dihadapkan pada situasi mencekam. Langit biru yang biasanya menghiasi wilayah timur Nusa Tenggara Timur ini, kini kerap berganti menjadi gelap gulita. Fenomena ini disebabkan oleh muntahan abu vulkanis Lewotobi Laki-laki yang terus-menerus memuntahkan material dari kawahnya. Erupsi Gunung Lewotobi, yang telah berstatus siaga (Level III) bahkan sering ditingkatkan menjadi awas (Level IV), membawa dampak serius bagi kehidupan warga sekitar.
Ketika gunung Lewotobi erupsi, kolom abu vulkanis membubung tinggi ke angkasa, mencapai ribuan meter. Abu ini kemudian terbawa angin dan jatuh menyelimuti area di sekitar gunung, termasuk desa-desa di kaki gunung hingga wilayah yang lebih jauh di Flores Timur. Efek paling langsung dan terlihat adalah gelapnya langit Flores Timur. Hujan abu yang intens membuat jarak pandang terbatas, seolah-olah awan gelap tebal menggantung di atas kepala, bahkan di siang hari.
Dampak dari hujan abu ini sangat multifaset. Bagi kesehatan, abu vulkanis mengandung partikel halus yang berbahaya jika terhirup. Warga diimbau untuk selalu mengenakan masker atau penutup hidung dan mulut guna menghindari masalah pernapasan, iritasi mata, dan gangguan kulit. Selain itu, dampak abu vulkanis Lewotobi juga terasa pada sektor pertanian. Lapisan abu tebal dapat menutupi tanaman, menghambat fotosintesis dan berpotensi merusak hasil panen, yang menjadi sumber mata pencarian utama sebagian besar penduduk.
Tidak hanya itu, aktivitas transportasi juga ikut terganggu. Jalanan yang tertutup abu menjadi licin dan berbahaya bagi pengendara. Beberapa penerbangan ke dan dari bandara terdekat juga sering dibatalkan atau ditunda demi keselamatan, mengingat abu vulkanis dapat merusak mesin pesawat. Ini tentu saja mengisolasi wilayah terdampak dan menghambat mobilitas warga serta distribusi logistik.
Pemerintah daerah dan instansi terkait, seperti PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), terus memantau aktivitas Gunung Lewotobi dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Posko pengungsian telah disiapkan untuk menampung warga yang berada di zona bahaya.
Meskipun hidup berdampingan dengan gunung api adalah takdir geografis, kesiapsiagaan dan respons cepat adalah kunci untuk meminimalisir risiko. Warga di Flores Timur diharapkan untuk selalu mengikuti arahan dari petugas, menjaga kesehatan, dan tetap waspada terhadap perkembangan aktivitas gunung.