Kabar Flores

Loading

Kondisi Kesehatan Pengungsi Gunung Lewotobi Mengkhawatirkan, Puluhan Mulai Alami Penyakit Diare

Kondisi Kesehatan Pengungsi Gunung Lewotobi Mengkhawatirkan, Puluhan Mulai Alami Penyakit Diare

Kondisi kesehatan para pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Setelah beberapa hari tinggal di pengungsian, puluhan pengungsi dilaporkan mulai alami penyakit diare. Situasi ini tentu memerlukan perhatian serius dari pihak terkait untuk mencegah penyebaran penyakit yang lebih luas di kalangan pengungsi yang rentan.

Berdasarkan data dari Posko Kesehatan Utama Pengungsi Gunung Lewotobi di GOR Ile Mandiri per Sabtu, 19 April 2025, pukul 11.00 WITA, tercatat sebanyak 37 pengungsi alami penyakit diare. Mayoritas pasien adalah anak-anak dan lansia yang memiliki daya tahan tubuh lebih lemah. Diduga kuat, sanitasi yang kurang memadai di beberapa titik pengungsian dan keterbatasan akses air bersih menjadi faktor utama penyebab timbulnya alami penyakit diare ini.

Petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur dan berbagai organisasi kemanusiaan terus berupaya memberikan penanganan medis kepada para pengungsi yang alami penyakit. Tim medis juga melakukan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan di area pengungsian untuk mencegah penularan penyakit lainnya. Namun, dengan jumlah pengungsi yang terus bertambah dan fasilitas sanitasi yang terbatas, risiko penyebaran penyakit masih sangat tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur, dr. Maria Geong, M.Kes., saat dikonfirmasi membenarkan adanya peningkatan kasus diare di kalangan pengungsi Gunung Lewotobi. “Kami sangat prihatin dengan kondisi ini. Tim kesehatan kami terus bekerja keras memberikan pengobatan dan melakukan upaya pencegahan. Kami juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk meningkatkan fasilitas sanitasi dan ketersediaan air bersih di seluruh titik pengungsian,” ujar dr. Maria Geong. Pihaknya mengimbau kepada para pengungsi untuk segera melapor jika merasakan gejala penyakit dan mengikuti anjuran dari petugas kesehatan.

Lebih lanjut, dr. Maria Geong menekankan pentingnya peran serta seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi kemanusiaan, dan masyarakat, untuk bersama-sama mengatasi permasalahan kesehatan di pengungsian. Bantuan berupa obat-obatan, fasilitas sanitasi, dan edukasi kesehatan sangat dibutuhkan untuk melindungi kesehatan para pengungsi yang alami penyakit dan rentan terhadap berbagai risiko kesehatan akibat kondisi pengungsian. Pemerintah daerah setempat juga terus berupaya untuk mempercepat penyaluran bantuan logistik dan meningkatkan kualitas fasilitas di seluruh posko pengungsian.